Dalam pengamatan Wartakotalive.com, sebelum April 2019 media sosial (medsos) hampir selalu dipadati agenda UAS ceramah di sejumlah tempat di tanah air.
Setelah Pilpres 2019 dan kemudian disusul perceraian UAS pada awal Desember 2019, aktivitas UAS di dalam negeri seperti menurun.
Bahkan, beberapa rencana kegiatan UAS di dalam negeri sempat mendapat penolakan, termasuk di antaranya adalah penolakan dari Kampus Universitas Gajah Mada (UGM).
Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Panut Mulyono, membeberkan alasan kampusnya membatalkan kuliah umum yang diisi oleh penceramah Ustaz Abdul Somad (UAS).
UAS dijadwalkan memberikan kuliah umumnya di Ruang Utama Masjid Kampus UGM pada Sabtu (12/10/2019).
Ustaz Abdul Somad saat itu direncanakan menjadi pengisi materi kuliah umum bertajuk ‘Integrasi Islam dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK): Pondasi Kemajuan Indonesia’.
“Nah saya sebagi pimpinan, oke lah kita mau ngaji, mau berbicara tentang islam dan keilmuan, itu fine, tapi lalu ketika datang dari pembicara itu ada pro dan kontra lalu suara itu banyak sekali ya dibatalkan saja,” paparnya.
Masih pada bulan yang sama, Tabligh Akbar UAS di Pondok Pesantren Anak Berkebutuhan Khusus Al Achsaniyyah Pedawang, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, juga dibatalkan, tanpa alasan yang jelas.
Bahkan, pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pernah menolak kehadiran UAS untuk memberikan ceramah.
Tetapi, karyawan KPK tetap mengundang UAS dan ceramah bisa berlangsung.
Karena itu, Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan, pimpinan akan memeriksa karyawan yang telah mengundang UAS.
Meski mendapat penolakan di banyak tempat di tanah air, nama UAS justru makin ‘berkibar’ di luar negeri, terutama di negara-negara di kawasan ASEAN.
Pada Jumat, 24 Januari 2020, UAS menjadi pembicara dalam tabligh akbar di di Masjid Sabihan Gokcen International Airport, Turki, bersama Dato’ Azmi Murad.
Hadirin dalam tabligh akbar itu antara lain Persatuan Pelajar Indonesia dan masyarakat Indonesia di Turki.