ooH TIDAK!!!, Ibu Muda Seksi Montok ini Rela Diperkosa Demi Lancarkan Bisnis Narkoba

Berita155 Dilihat
Demi Lancarkan Bisnis Narkoba, Ibu Muda Penajam Rela Berkencan Satu Malam dengan Pemasoknya
statik.tempo.co
Ilustrasi

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!
BALIKPAPAN-KALTIM, SriwijayaAktual.com Seorang ibu muda Penajam Paser
Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim), tertangkap tangan dalam kondisi
membawa narkoba jenis sabu seberat dua gram di Pelabuhan Semayang,
Balikpapan.
Tersangka bernama Dahlia, dalam sehari- hari dikenal sebagai pemiliki toko baju di Penajam.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kalimantan Timur (KALTIM),
Brigjen Pol Raja Haryono, menuturkan, Dahlia termasuk dalam Daftar
Pencarian Orang (DPO) BNN kalimantan timur sejak dari lama.
Meski gaya rambut dan berat badannya diubah, namun petugas masih mengenali tato di lengan kiri Dahlia yang bertulis Dahliane.
“Tersangka adalah Daftar Pencarian Orang, dia diringkus di Balikpapan
dalam perjalanan pulang dari Balikpapan untuk melakukan transaksi sabu
dengan seorang pria berinisial A. Penangkapan ini kerja sama dengan Unit
Intel Resmob Satuan Brimob Polda kalimantan timur dan Polresta Penajam
Paser Utara,” kata Raja, hari Jumat (15/9/2017), dikutip dari indoharian.
“Saat ini kami masih lakukan pengejaran pada A. Kasus ini merupakan kasus yang beruntun.”
Nama Dahlia ini sebenarnya kami peroleh dari penangkapan sebelumnya yaitu saudara Tri. Kemudian kami ringkus ibu muda Penajam yang merupakan pengedar, dari dahlia muncul lagi nama si A,” jelasnya.
indo5 13
Demi Lancarkan Bisnis Narkoba, Ibu Muda Penajam Rela Berkencan Satu Malam dengan Pemasoknya
Kepada petugas kepolisia, Dahlia mengaku berbisnis barang haram atau narkoba ini untuk menambah pendapatan.
Bahkan, untuk mendapatkan barang haram itu, Dahlia harus ngamar atau
berkencan satu malam dulu bersama A. Padahal Dahlia sudah memiliki suami
dan seorang anak.
Ibu muda Penajam yang kini menjadi tahanan Badan
Narkotika Nasional Kalimantan Timur, sempat mengamuk ketika wartawan
mengambil gambarnya. Dia berteriak dengan ucapan kasar, sambil menutup
wajahnya. “Jangan foto -foto!” teriaknya. (*)