Berita  

Orang Miskin Berhak Jadi Dokter …Dokter… Saya Ingin Jadi Dokter, “DLP oHH DLP” !!!

IDI%2BJombang
JOMBANG-JATIM, SriwijayaAktual.com – Ratusan dokter di Jombang menggelar unjuk rasa di halaman RSUD Jombang, Jawa Timur (Jatim)  Senin (24/10/2016).

Mereka
menolak program studi DLP (Dokter Layanan Primer). Yakni program
peningkatan kompetensi dokter dengan menempuh pendidikan tambahan selama
enam semester atau tiga tahun.

Sekitar 70 dokter itu berbaris di
depan RSUD Jombang sembari membentangkan spanduk tuntutan. Salah satu
spanduk itu bertuliskan ‘Turunkan Biaya Pendidikan Dokter, Orang Miskin
Berhak Jadi Dokter’. Tuntutan juga disampaikan lewat orasi secara
bergantian.

Ketua IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Jombang dr Ahmad
Iskandar Zulkarnain mengatakan, pemerintah menggulirkan program DLP bagi
dokter. Rencananya, tiap dokter harus harus menempuh pendidikan
tambahan atau kompetensi selama enam semester.

“Biaya DLP sebesar
Rp16,5 juta per semester atau sekitar Rp100 juta selama tiga tahun.
Memang, untuk sementara pembiayaan itu disokong pemerintah. Namun kami
yakin kedepan beban pembiayaan itu kita tanggung sendiri,” ujar
Iskandar.

Iskandar menilai program DLP sama halnya dengan
pemborosan uang negara. Sehingga pada akhirnya membebani rakyat.
Padahal, ketika selesai menempuh pendidikan kedokteran, maka seseorang
sudah layak untuk menyandang profesi dokter.

“Makanya kami dari
IDI Jombang menolak prgram DLP. Program itu memboroskan uang negara.
Lebih baik digunakan untuk membangun fasilitas kesehatan untuk
masyarakat. Semisal membangun Puskesmas,” ujarnya.

Dalam aksi
tersebut IDI juga menyoroti mahalnya biaya pendidikan dokter. Untuk bisa
menempukan pendidikan kedokteran, diperlukan biaya hingga ratusan juta.
Dengan begitu, profesi tersebut hanya bisa dinikmati kalangan menengah
ke atas. Sedangkan masyarakat kere atau miskin hanya bisa bermimpi menjadi dokter.

“Dampaknya,
ketika sudah menjadi dokter makan seseorang akan mencari uang untuk
mengembalikan biaya pendidikan yang sudah dikeluarkan tersebut. Dokter
tudak lagi berpikir soal kemanusiaan. Oleh karena itu kami juga meminta
agar liberalisasi pendidikan dihentikan,” katanya.

Baca Juga Ini Lur; DLP Lagi … Sekolah Lagi .. Kapan Obati Rakyat?

Usai menggelar orasi, puluhan dokter itu bergerak ke Jl Wahid Hasyim atau jalan raya depan RSUD Jombang.
Di
lokasi itu, para dokter membagikan bunga mawar dan selebaran kepada
para pengguna jalan. Aksi damai itu sekaligus untuk memperingati hari
ulang tahun IDI ke-66 yang jatuh pada 24 Oktober. [suf/ted]

Sumber, Berita jatim