Gubernur dan Wakil Gubernur di 100 hari kepemimpinan Anies
Baswedan-Sandiaga Uno sejak dilantik 16 Oktober 2017 lalu. Ketua Fraksi
PDIP Gembong Warsono menilai kerja tiga gubernur selama lima tahun
terakhir diacak-acak.
derajat mengatasnamakan kemanusiaan dan istilah yang sering dipakai
Anies yakni ‘keperpihakan dan keadilan’,” kata Gembong saat
dikonfirmasi, Kamis (25/1/2018).
yang selama ini dibuat Anies dan Sandi tidak berdasarkan tahapan yang
sistematis sehingga terlihat garis benang merah arah tujuan pembangunan
Kota Jakarta. Kebijakan yang dibuat cenderung responsif dan tidak
memiliki tahapan yang runtun sehingga tidak berkesinambungan.
hal yang dicatat Fraksi PDIP dalam 100 hari kepemimpinan Anies-Sandi
yakni terkait pernyataan ‘pribumi’ dalam pidato pertama Anies usai
dilantik menjadi gubernur. Gembong menyesalkan itu muncul dalam pidato
politik Anies di Balai Kota. Ia menilai tak seharusnya ada dikotomi
antara pribumi-nonpribumi, pendukung dan bukan pendukung.
Menurutnya, kawasan Monas merupakan Ring 1 yakni Istana Kepresidenan dan
Pusat Pemerintahan. Ia menilai, kawasan itu sebisa mungkin steril dari
kegiatan-kegiatan yang menyebabkan jumlah massa sangat banyak.
itu, Fraksi PDIP juga mengritisi pagar pembatas Monas yang dicopot.
Padahal, kata Gembong, sebelumnya lapangan rumput dibatasi dengan pagar
pembatas dengan sling besi agar rumput tidak diinjak oleh para
pengunjung Monas yang mencapai ribuan tiap harinya.
keempat yang disoroti PDIP yakni jumlah Tim Gubernur untuk Percepatan
Pembangunan (TGUPP) yang dianggap fantastis. Anggaran dari APBD 2018
dialokasikan sebesar Rp 28 miliar untuk 73 orang TGUPP. Ia menganggap
fungsi TGUPP saat ini tumpang tindih dengan SKPD.
adalah terkait penataan kawasan Tanah Abang. Menurut Gembong, Anies lupa
bahwa saat era Jokowi para PKL ditertibkan dan masuk ke Blok G.
Sekarang, kata dia, kawasan Pasar Tanah Abang semakin kumuh, dan
kemacetan semakin parah. Ia menyebut, trotoar di Tanah Abang sampai saat
ini pun masih dikuasai PKL.
pencabutan aturan larangan motor melintas di Jalan MH Thamrin. Kali
ini, Fraksi PDIP menyesalkan lambatnya eksekusi kebijakan yang harusnya
dilakukan cepat oleh Anies pasca dibatalkannya Pergub Nomor 195 Tahun
2014 tentang Pembatasan Lalu Lintas Sepeda Motor oleh Mahkamah Agung.
mendukung upaya menertibkan kendaraan roda dua dengan diberikannya
jalur khusus di Jalan Thamrin dengan simbol berupa karpet kuning. Tapi
yang terjadi saat ini adalah sejumlah pengemudi sepeda motor yang
melintasi Jalan Thamrin enggan menggunakan jalur karpet khusus kuning,”
ujar dia.
berkonsep Rumah DP Nol Rupiah yang diluncurkan Anies menjiplak program
sejuta rumah Presiden Joko Widodo. Namun, harga yang dijual justru jauh
lebih tinggi sehingga tidak bisa dijangkau oleh masyarakat
berpenghasilan rendah.
PDIP yakni pelaksanaan program OK OTrip. Gembong menilai program ini
diterapkan setengah hati. Gembong lebih mendukung semua yang ber-KTP DKI
digratiskan. “Manfaatkan APBD yang ada jadi dimaksimalkan subsidinya
buat rakyat,” katanya.
boleh beroperasinya kembali becak di tempat-tempat tertentu. Meski
direncanakan becak akan dijadikan angkutan lingkungan, Fraksi PDIP
menilai hal itu tidak diperlukan. Karena sudah ada transportasi
alternatif lain yang sesuai dengan perkembangan kota modern dan
megapolitan.
Anies-Sandi yakni terkait pencabutan HGB Pulau Reklamasi. Gembing
mengatakan, HGB itu muncul karena ada rekomendasi dari pemerintah
provinsi yakni DKI Jakarta. Kalaupun ingin mencabut, kata dia,
Anies-Sandi harus mengajak duduk DPRD DKI untuk membahas rekomendasi
pencabutan HGB kepada BPN sesuai dengan janjinya ketika paripurna
perdana.
PDIP yakni terkait program OK OCE. Gembong menilai OK OCE tak berpihak
pada pelaku UMKM. Ia menganggap Anies-Sandi tidak konsisten karena
pemberian modal untuk peserta ternyata bukan dana bergulir melainkan
dana dari bank dengan bunga 13 persen.
selama kepemimpinan Jokowi, Ahok dan Djarot, para pelaku UMKM diberikan
kemudahan mendapatkan bantuan modal. Bahkan sudah dua tahun, Pemprov
DKI gencar memaksa semua pelaku usaha membuka rekening di bank,” Tandasnya
Gembong. [republika]
hari ini, Rabu (24/1), genap 100 hari. Anies-Sandi dilantik oleh
Presiden Joko Widodo pada 16 Oktober 2017 lalu di Istana Kepresidenan.
Klik & Lihat Gambar ini |
Sementara itu, Sandiaga Uno mengaku masih banyak Pekerjaan Rumah (PR) yang harus diselesaikan untuk menata Kota Jakarta.
saatnya kita untuk menepuk-nepuk dada,” kata Sandiaga di Balai Kota
Jakarta, Selasa (23/1/2018).
semakin kompleks. Oleh karena itu, ia tak mau mengukur masa kerja selama
100 hari pemerintahannya saja.
semakin kompleks. Kita tidak mengukur hanya 100 hari tapi kita ingin ke
depan, kerjanya lebih semangat lagi,” kata Sandi (ak/beng)