Pemerintah Akui Belum Maksimal Kelola Minyak dan Gas Dengan Benar

Berita82 Dilihat
luhut
BANDUNG-JABAR, SriwijayaAktual.com – Pengelolaan sumber daya minyak dan gas di Indonesia dinilai tak
dijalankan tidak baik. Kebijakan untuk mengekspor sumber daya minyak dan
gas ini, sangat mrugikan bangsa dan negara. Sehingga Indoensia saat ini
mengalami defisit migas dengan ketahanan di bidang energi yang sangat
rentan.

“Kami melihat ini ada kelalaian yang telah dilakukan
selama ini. Karena itu, Presiden Jokowi menginstruksikan untuk dilakukan
perbaikan dalam pengelolaan migas ini,” ujar Menteri Koordinator Bidang
Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan saat menjadi pembicara Seminar
Nasional  Meningkatkan Ketahanam Energi Indonesia Melalui Optimalisasi
Sumber Daya Alam: Masih Ada Waktu Atau Sudah Terlambat?, di AUla Barat
Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (13/8/2016).

Menurutnya,
saat ini yang harus dilakukan adalah mengurangi ekspor sumber daya
migas ke luar negeri. Sumber daya migas yang dimiliki tersebut, harus
dimaksimalkan dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk kepentingan bangsa dan
negara. Dengan demikian, pemanfaatan sumber daya migas ini tidak hanya
di hulu saja namun juga hingga hilir.

“Kita harus kurangi ekspor
migas dan digunakan sepenuhnya untuk kebutuhan dalam negeri. Sehingga
kita isa membangun ketahanan energi dan tidakbergantung kepada pasokan
impor,” ungkapnya.

Dalam penilaiannya, selama ini telah terjadi
kesalahan dan kelalaian dalam menghitung kebutuhan energi dalam negeri.
Sehingga sumber daya migas yang dimiliki ada yang dieskpor untuk
mendatangkan devisa negara. Namun devisit yang terjadi di dalam negeri,
harus mendapatkan perhatian serius dari semua pihak.

“Hal inilah yang harus diperbaiki ke depan. Sehingga kita bisa membangun ketahanan energi,” katanya.

Karena
itu, pihaknya sudah mendapatkan instruksi dari presiden untuk menyusun
buku putih pengelolaan dan pemanfaatn sumber daya minyak dan gas. Dalam
menyusun buku putih terebut, pihaknya akan meminta banuan dari para
pakar termasuk yang berasal dari ITB.

Spesial Untuk Mu :  'Bahaya!!', Sekitar Rp 73 Triliun Uang Buruh BPJS-TK Buat Infrastruktur

“Kita buka kesempatan
seluas-luasnya bagi alumni ITB dan institut teknologi lainnya di
Indonesia untuk bergabung dengan kami. Paslanya, kami sangat membutuhkan
masukan dari pakar-pakar dan pihak-pihak yang berkompeten,” terangnya. (*). 

Sumber, Galamedia

Komentar