Holding Rumah Sakit BUMN yang menggabungkan pengelolaan 70 rumah sakit
milik perusahaan negara.
Corporation (IHC) dilakukan di Kantor Pusat PT Pertamina, Jakarta,
Rabu (22/3/2017) malam, yang disaksikan Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, sejumlah
direksi BUMN, dan para dirut rumah sakit BUMN.
Tambang, PT Bukit Asam, PT Pelindo I-III, PT Pelni, PT Pertamina, PT
Petrokimia Gresik, PTPN I, PTPN II, PTPN III, PTPN IV, PTPN V, PTPN
VIII, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, PTPN XIII.
Kujang, PT Pupuk Sriwijaya, PT Sang Hyang Seri, PT Semen Indonesia, dan
RS PT Timah.
waktu sekitar 1,5 tahun. Namun hasilnya seluruh RS BUMN bersinergi
memberikan pelayanan dengan standar kualitas yang tinggi,” kata Rini, dikutip antaranews.
RS BUMN ini memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat luas.
Tidak hanya bagi karyawan BUMN tetapi publik di sekitar rumah sakit itu
berada,” katanya.
Kementerian BUMN yang menggalang pembentukan IHC sebagai jaringan
pengelolaan RS BUMN sehingga bisa menjadi operator rumah sakit terbesar
di Indonesia.
luar negeri karena layanan rumah sakit di Indonesia belum sebagus di
negara lain seperti Malaysia dan Singapura.
ke luar negeri, dari sebagian segmen menengah atas Indonesia harus kita
atasi dengan terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan rumah
sakit,” katanya.
sebanyak 80 persen pasien dirawat inap di rumah sakit, 20 persen rawat
jalan, seharusnya 20 persen dirawat inap dan 80 persen rawat jalan.
kekuatan karena memperkuat kualitas layanan dengan standar tinggi, juga
terjadi efisiensi,” katanya.
keuangan mengadakan peralatan dengan teknologi tinggi, namun dengan
sinergi ini pembelian peralatan canggih, penyediaan dokter-dokter serta
perawat kesehatan sudah semakin mudah.
pelopor dalam memperluas telemedicin, di mana pasien rumah sakit di
manapun bisa melakukan konsultasi secara jarak jauh, sehingga kecepatan
diagnosa dan pemberian pengobatan pasien bisa lebih cepat dan tepat,” Tandasnya Nila. (*)