SriwijayaAktual.com – Pertapa dan pelacur – Seorang pertapa tinggal diasramnya dan di seberang
jalan tepat berhadapan dengan asramnya ada rumah
bordil di mana tinggal seorang pelacur. Setiap hari
ketika pertapa akan melakukan meditasi, dia melihat
para lelaki datang dan pergi dari dan ke rumah pelacur
itu. Dia melihat pelacur itu sendiri menyambut dan
mengantar tamu-tamunya. Setiap hari pertapa itu
membayangkan dan merenungkan perbuatan memalukan
yang berlangsung di kamar pelacur itu, dan hatinya
dipenuhi oleh kebencian akan kebobrokan moral dari
pelacur itu.
praktek-praktek spiritualnya (sadhana). Dia berpikir
betapa indahnya untuk menjadi demikian suci, untuk
menggunakan waktu dalam doa dan meditasi. “Tapi”
dia mengeluh, “nasibku memang menjadi pelacur. Ibuku
dulu adalah seorang pelacur, dan putriku nanti juga
akan menjadi pelacur. Demikianlah hukum negeri ini.”
Pertapa dan pelacur itu mati pada hari yang sama dan
berdiri di depan Sang Hyang Yama bersama-sama.
Tanpa diduga sama sekali, pertapa itu dicela karena
kesalahannya.
Ilustrasi |
suci. Aku telah menghabiskan hari-hariku untuk doa
dan meditasi.”
“Ya,” kata Yama, “tapi sementara badanmu melakukan
tindakan-tindakan suci itu, pikiran dan hatimu dipenuhi
oleh penilaian jahat dan jiwanya dikotori oleh bayangan
penuh nafsu.”
Pelacur itu dipuji karena kebajikannya.
“Saya tidak mengerti,” katanya, “selama hidupku aku
telah menjual tubuhku kepada setiap lelaki yang
memberikan harga pantas.”
“Lingkungan hidupmu menempatkan kamu dalam sebuah
rumah bordil. Kamu lahir di sana, dan di luar
kekuatanmu untuk melakukan selain dari hal itu. Tapi
sementara badanmu melakukan tindakan-tindakan hina,
pikiran dan hatimu selalu suci dan senatiasa dipusatkan
dalam kontemplasi dan kesucian dari doa dan meditasi
pertapa ini.”
Dua kisah di atas mengajarkan kepada kita untuk tidak
merasa paling benar sendiri, paling suci sendiri. Chin-
Ning Chu memberi nasehat : “Kebajikan”, katanya
“bukanlah jubah yang engkau kenakan, atau gelar-gelar
mulia yang engkau berikan kepada dirimu untuk
dipamerkan kepada umum!”.
Renungan batin masing2 (source : facebook.com/***)