pidato kontemplasi di kediamannya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Senin
(9/9/2019).
Demokrat, HUT ke-70 SBY, sekaligus mengenang 100 hari mendiang Ani
Yudhoyono dan Pidato Kontemplasi
SBY Setelah 8 Bulan Absen Di Panggung Politik
Dalam pidato ini, SBY menjabarkan mengenai cara mewujudkan tatanan
masyarakat yang baik. Mulai dari tataran lingkungan masyarakat hingga
bangsa.
Presiden keenam RI ini menguraikan bahwa hakekat sebuah bangsa adalah
kemajemukan, baik itu dari segi identitas, paham, hingga strata ekonomi.
“Kemajemukan itu di satu sisi adalah anugerah, kekayaan dan kekuatan,
tapi di satu sisi bisa menjadi kerawanan, sumber konflik,” terangnya.
Namun demikian, SBY membeberkan ada dua nilai fundamental yang bisa membuat kemajemukan sebagai sebuah kekuatan.
Pertama adalah kasih sayang di antara sesama dan bukan saling menebar kebencian.
“Kedua adalah rasa persaudaraan atau brotherhood yang kuat,” tegasnya.
Diakui SBY, selama beberapa tahun terakhir, kasih sayang di antara
sesama semakin melemah. Sementara kebencian dan permusuhan semakin
menguat.
“Ini lampu kuning. Arus buruk yang membahayakan masa depan bangsa,” ujarnya.
Berita Terkait: SBY Akan Sampaikan Pidato Kontemplasi Setelah 8 Bulan Absen Di Panggung Politik
Atas alasan itu, SBY mengajak semua elemen bangsa untuk bersatu padu meluruskan arus yang melenceng itu.
“Untuk selanjutnya ke arus yang benar,” demikian SBY.(rmol)
Komentar