Ilustrasi |
Dengan
wajah kesal si pengemudi berkata : “maaf pak, saya tau saya salah, tapi
tolong pak jangan ditilang, saya sedang buru-buru, karena anak saya ulang
tahun hari ini”.
Sambil cemas pengemudi yang bernama Ari itu menatap wajah
polisi tersebut yang ternyata adalah teman semasa SMA nya dulu,
Tapi Tono si Polisi tersebut hanya tersenyum sambil tetap bersikukuh meminta SIM si Ari.
Sementara Tono menulis sesuatu dikertas tilangnya. Beberapa saat kemudian, Tono mengetuk kaca pintu mobil Ari.
“Sambil
memandangi wajah Tono penuh kecewa, Ari pun membuka kaca pintu
mobilnya, hanya sedikit, hanya cukup untuk selipkan kertas tilang aja.
Tono pun memberikan kertas lewat kaca yang terbuka yang hanya sekitar 2 cm itu lalu pergi tanpa kata.
Ari pun kembali menjalankan mobilnya dengan tergesa-gesa.
Segera Ari membuka kertas pemberian Tono tersebut, dan ternyata Tono tidak menilangnya, tapi justru menulis surat yg isinya:
“Hai Ari…
meninggal karna ditabrak orang yang menerobos Lampu Merah. Pengemudinya
hanya dihukum 3 tahun. Setelah bebas ia dapat berkumpul dan bisa
memeluk anaknya lagi.
Ari
pun serta merta menghentikan mobilnya dan berlari kembali ketempat
dimana tadi sang sahabat menilangnya, tapi Tono sudah tidak ada di Pos
nya lagi.
Sepanjang jalan perasaan hati Ari tak menentu, berharap kesalahannya dapat dimaafkan.
Tidak selamanya pengertian kita sama dengan pengertian orang lain. Terkadang SUKA kita justru DUKA buat orang lain.
Kalau anda sayang dengan orang yang disekitar anda, berbagilah dan harap sebarkan cerita ini.
HATI-HATILAH.. BAGI YANG BERKENDARAAN KARENA KELUARGA DIRUMAH MENANTI KEDATANGAN ANDA…