Raja Salman ke Indonesia, Mengungkap Siapa Sosok Penerjemahnya …

Berita26 Dilihat
Dr. Muchlis Muhammad Hanafi MA (Lingkaran Merah)

JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Perawakannya tidak terlalu tinggi, tapi dia fasih berbahasa Arab.
Dialah Dr. Muchlis Muhammad Hanafi MA, penerjemah komunikasi antara Raja Salman
bin Abdulaziz Al Saud dengan Presiden Joko Widodo. Muchlislah yang
selalu mendampingi Jokowi saat bersama Raja Salman. 
Seperti saat menyambut Raja Salman di Bandara Halim Perdana
Kusuma, (1/3/2017) kemarin. Muchlis yang mengenakan setelan jas rapi  langsung
mendampingi Jokowi sesaat Raja Salman turun dari eskalator pesawat. Saat
Presiden Jokowi memperkenalkan delegasi yang menyambut kedatangan Raja
Salman, Muchlis pun menempel di dekat Jokowi. Begitu pun ketika Raja
berada di Istana Bogor, Muchlis menjadi penyambung komunikasi sang Raja
dengan Jokowi.  
Dikutip dari laman Suaranw.com, Muchlis, sapaan akrab Dr. Muchlis Muhammad Hanafi MA,  merupakan Ketua
Urusan Eksternal Dewan Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Wathan
(PBNW) periode 2016-2021. Dia adalah doktor ilmu tafsir lulusan Al Azhar
Kairo, Mesir yang ditunjuk istana kepresidenan sebagai penterjemah
resmi untuk memperlancar komunikasi antara Presiden Joko Widodo dengan
Raja Salman, selama berada di Indonesia. 
Pekan lalu, Muchlis yang merupakan sahabat Gubernur NTB yang juga
Ketua Umum PBNW TGB HM Zainul Majdi, didaulat menjadi khatib shalat
Jumat di Masjid Hubbul Wathan Islamci Center, Mataram. Dilanjutkan
membawakan majlis ilmu tentang tafsir Al Quran yang rutin digelar, bakda
Jumat di Masjid Hubbul Wathan. 
Selain di PBNW, Muchlis tercatat sebagai salah satu pejabat di Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran Kementerian Agama RI.  
Sementara silsilah keluarga, pria yang meraih gelar doktor di
usia 35 tahun ini berasal dari keluarga Betawi. Seperti dilansir laman Jakarta.go.id,
sejak duduk di bangku sekolah dasar, kehidupan Muchlis sudah akrab
dengan pendidikan ilmu agama. Setelah lulus sekolah dasar, Muchlis
melanjutkan pendidikan ke Kulliyatul Muallimin al-Islamiyyah Pondok
Modern Gontor.  
Dr. Mukhlis M. Hanafi, M.A. dilahirkan di Jakarta pada 18 Agustus 1971. Selepas nyantri di KMI Pondok Modern Gontor selama enam tahun
(Tsanawiyah dan Aliyah), Muchlisi memperdalam ilmunya dengan mondok  di
Pesantren Tinggi Ilmu Fiqih Bangil (1989-1990) dan PP. Tahfizh al-Quran
Sunan Pandanaran, Yogyakarta. 
Berita Terkait: Video: Kedatangan Raja Arab Saudi Salman Bin Abdul Aziz Al-Saud di Indonesia, Disambut Warga Histeris Khidmat yang Terkesan Mengalahkan Presiden nya Sendiri  
Selama tiga belas tahun (1992-2006), Muchlis M Hanafi mematangkan
studinya dalam bidang Tafsir AI-Quran di Universitas AI-Azhar, Kairo,
Jurusan Tafsir dan Ilmu-ilmu AI-Quran, hingga jenjang postdoktoral. Pada
2006 dia merampungkan program doktoralnya dengan disertasi berjudul
“Kitab Lawami’ AI-Burhan wa Qawathi’ AI Bayan fi Ma’ani AI-Qur-an” karya
Imam AI-Ma’iniy (w. 537 H) (Studi filologi yang meliputi editing
naskah, kritik, komentar dan analisis metode penafsiran), dengan
yudisium Summa Cum Laude.  
Saat ini,  Muchlis juga mengajar di Sekolah Pascasarjana UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Institut Ilmu AI-Quran (IIQ) dan Perguruan Tinggi
Ilmu AIQuran (PTIQ). Muchlis juga menjabat Kepala Bidang Pengkajian
AI-Quran Balitbang Kementrian Agama RI dan Manajer Program di Pusat Studi Al-Quran (PSQ) dan Konsultan Kerjasama Luar Negeri (Timur Tengah).  
Sewaktu kuliah di Al-Azhar dulu, Dr. Muchlis M 
Hanafi ikut dalam tim yang menerjemahkan Tafsir Al-Muntakhab terbitan
Kementrian Wakaf Mesir. Setelah menjadi Wakil Pemimpin Redaksi
Ensiklopedia Al-Quran “Kajian Kosa Kota” yang diterbitkan oleh Pusat
Studi Al-Quran (PSQ) Jakarta di bawah pimpinan Prof. Dr. M. Quraish
Shihab, M.A. dan Penerbit Lentera Hati. Selain itu juga, beliau dipilih menjadi
Ketua Tim Penyusun Tafsir Tematis Kementrian Agama RI, tahun 2007 dan
2008.
Selain itu, Di samping aktif di sejumlah lembaga
sosial keagamaan, seperti Lembaga Dakwah NU (LDNU), Dr. Muchlis Hanafi
juga aktif mengikuti seminar dan konferensi internasional, seperti
Konferensi Dialog Antar-Mazhab di Doha, Qatar (2007 dan 2008),
Konferensi Zakat ke 7 di Kuwait (2007) dan Konferensi Islam
Internasional tentang Dialog di Mekkah (2008). (BS/rima)

Komentar