turut serta dalam aksi unjuk rasa depan Gedung Merah Putih Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Sabtu (14/9/2019). Di antara mereka
mengaku mendapatkan imbalan atas kontribusinya dalam melancarkan demo
tersebut.
“Saya dari daerah Sentiong. Dijanjiin [dibayar], tapi gak tahu berapa,”
ujar salah satu anak laki-laki berumur 16 tahun yang enggan disebutkan
namanya.
berbeda dari sebelumnya. Salah satu dari mereka mengungkapkan, bahwa
datang bersama 16 teman sebayanya dari tempat asal mereka di daerah
Cipinang, Jakarta Timur.
Dia mengaku diajak oleh kawannya serta diimingi uang sebesar Rp50 ribu
yang akan dibayarkan oleh koordinator aksi setelah mengikuti aksi
demonstrasi.
“Diajak temen. Diajak mau ikut demo enggak. [Dibayar] gocap [lima puluh ribu],” tutur salah satu anak berumur 15 tahun.
Selain anak-anak di bawah umur, awak media juga coba menanyakan hal
serupa kepada ibu-ibu yang juga dalam rombongan aksi demo. Mengenakan
baju merah, ibu ini tampak meneriakkan sesuatu mengikuti instruksi
orator yang berada di atas mobil.
aksi yang turut hadir pada demonstrasi yang berujung kerusuhan di depan
Gedung KPK, Jumat kemarin (13/9/2019).
Dia mengaku diajak oleh oknum bernama Sri, yang merupakan salah satu
koordinator lapangan aksi massa ini. Bersama puluhan warga lainnya, dia
datang menuju KPK menggunakan bus Metro Mini.
Sama seperti remaja sebelumnya, ibu ini mengaku dijanjikan uang sebesar
Rp50 ribu beserta makan siang. Yang lebih miris lagi, dia tidak
mengetahui untuk persoalan apa ia datang ke Gedung KPK.
“Enggak tahu apa-apa saya. Saya mah ikut meramaikan aja, diajak doang kan,” ucap ibu tersebut sambil tertawa.
Adapun aksi massa ini menuntut dihapuskannya Wadah Pegawai (WP) KPK,
mendesak segera digantinya Komisioner KPK dengan Pimpinan KPK yang baru
saja terpilih, serta mendukung Revisi UU KPK. [gt]