|
Dua orang pekerja tengah memotong pohon sagu (Dok/Net) |
PEKANBARU-RIAU, SriwijayaAktual.com – Provinsi Riau menargetkan sebanyak 25 persen bahan makanan pokok berasal dari sagu sehingga tidak tergantung lagi dari beras.
“Tahun ini saja 10 persen sagu sudah dipasarkan sebagai pangan
dasar di Riau,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau
Darmansyah di Pekanbaru, Senin (27/3/2017).
Darmansyah mengemukakan alasan pengalihan penggunaan bahan pangan
beras ke sagu ini karena potensi bahan karbohidrat ini lebih besar
ketimbang padi-padian.
“Kita juga mewaspadai ketergantungan beras dari luar provinsi,” tutur Darmansyah.
Menurutnya dia tiap tahun hampir 1 juta ton beras beredar di
pasar Riau sebagai bahan pangan karbohidrat yang bersumber dari segala
sentra penghasil baik lewat perdagangan komersial maupun pengadaan
pemerintah lewat Badan Urusan Logistik (Bulog).
Beras dipasok dari daerah tetangga seperti Sumbar, Palembang dan Sumut sebanyak 751.000 ton dan produksi padi lokal 247.000 ton.
“Artinya 60 persen kita Riau tergantung pada beras dari luar,” tuturnya lagi. dikutip antaranews
Sementara di sisi lain produksi sagu Riau mencapai 246.000 ton
per tahun terbesar secara nasional, yang dihasilkan dari lahan seluas
87.000 hektare, tersebar di Kabupaten Kepulauan Meranti, Indragiri Hilir
dan Kabupaten Bengkalis.
Karena itu sambungnya, kini Riau sedang berupaya mensosialisasikan dan melakukan seminar pangan sagu.
“Kita punya sagu yang bisa menggantikan karbohidat beras. Upaya
diversifikasi tetap kita lakukan di pacu terus termasuk umbi-umbian,”
ucapnya pula.
Sagu juga baik untuk orang usia lanjut yang rawan terjangkit
penyakit diabetes atau gula karena sagu bisa menekan kadar gula darah.
“Saya saja sudah membiasakan mengkonsumsi sagu pengganti beras
guna menekan kadar gula darah,” ujarnya mencontohkan manfaat sagu.
Selain itu sebut dia kedepan pihaknya akan menciptakan bentuk
pangan sagu dan umbi-umbian yang lebih baik kemasannya dan sudah
dipadukan dengan protein sehingga konsumen bisa mendapatkan produk jadi
berkualitas.
“Kita sedang melakukan penelitian bagaimana olahan sagu dan
umbi-umbian dihasilkan sudah dalam bentuk bahan dasar karbohidrat yang
mengandung protein dan vitamin, tunggu saja hasilnya,” sebutnya
membeberkan.
Ia menambahkan kini 10 persen masyarakat Riau sudah mengenal produk sagu, tahun depan 25 persen ditargetkan warga kenal sagu.
“Contoh ada 32 warung di Riau kini yang menjajakan me sagu dan
aneka produknya, kafe-kafe sekarang juga menjajakan dan pelanggan mulai
meminta sajian itu,” tambahnya. (*)