Berita  

Riset: Muslim Indonesia Yang Berpindah Agama “Murtad” Semakin Meningkat

waspadai%2Bpemurtadan
(Ilustrasi)
SriwijayaAktual.com –   Kebijakan Pemerintahan Presiden RI Jokowi  yang melarang guru agama dari luar
negeri mengajar di Indonesia dan mempermudah para misionaris menyiarkan
agama nasrani ke seluruh pelosok negeri seakan mengamini Habiburahman
El-Siraji, penulis novel yang sering disapa Kang Abik, yang memprediksi
Pemeluk Kristen di Indonesia semakin bertambah, sementara pemeluk
Ismlamnya semakin berkurang. Menurunnya jumlah pemeluk Agama Islam
menurut Kang Abik akibat menurunnya populasi (depopulasi), baik atas
kelahiran atau karena berpindah agama.
Pada tahun 80-an penduduk Muslim di Indonesia masih lebih dari 90%,
tahun 2000 populasi Muslim turun ke angka 88,2% dan tahun 2010 turun
lagi menjadi 85,1%. Di Indonesia pertumbuhan agama Islam justru menurun
drastis.
Berdasarkan hasil riset Yayasan Al Atsar Al-Islam (Magelang)
dan dalam rangkaian investigasi diperoleh data bahwa, Kristen dan
Katolik di Jateng telah meningkat dari 1-5 % diawal tahun 1990, menjadi
20-25% dari total jumlah penduduk.
Dari laporan Riset Departemen Dokumentasi dan Penerangan Majelis Agama Wali Gereja Indonesia, sejak tahun 1980-an setiap tahunnya laju pertumbuhan umat
Katolik : 4,6%,
Protestan : 4,5%,
Hindu : 3,3%,
Budha : 3,1% dan
Islam hanya : 2,75%.
Dalam buku Gereja dan Reformasi penerbit Yakoma PGI (1999) oleh Pendeta Yewanggoe, dijelaskan jumlah umat Kristiani di Indonesia telah berjumlah lebih 20%. Sedangkan Global Evangelization Movement mencatat pertumbuhan umat Kristen di Indonesia telah mencapai lebih 40.000.000 orang (19 %), dari BPS (Badan Pusat Statistik) melaporkan penurunan jumlah umat
Islam di Indonesia. Contohnya di Sulawesi Tenggara turun menjadi 1,88%
(dalam kurun waktu 10 tahun), demikian pula di Jawa Tengah, NTT dan
wilayah Indonesia lainnya.
Dalam Kiblat Garut 26 Juni 2012, Menteri Agama RI saat itu,
Suryadharma Ali mengatakan, dari tahun ke tahun jumlah umat Islam di
Indonesia terus mengalami penurunan. Padahal di sisi lain, jumlah
penduduk Indonesia terus bertambah. Semula, jumlah umat Islam di
Indonesia mencapai 95% dari seluruh jumlah rakyat Indonesia. Secara
perlahan terus berkurang menjadi 92 %, turun lagi 90 %, kemudian menjadi
87 %, dan kini anjlok menjadi 85 %.
Dari data Mercy Mission, sebanyak 2 juta Muslim Indonesia
murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun (data ini juga dinyatakan
oleh Mayjen Pol (purn) Anton Tabah, seorang muallaf yg saat ini menjadi
pengurus MUI Pusat). Jika ini berlanjut, diperkirakan pada tahun 2035,
jumlah umat Kristen Indonesia sama dengan jumlah umat Muslim. Pada tahun
itu, Indonesia tidak akan lagi disebut sebagai negara dengan penduduk
mayoritas Muslim.
Hal tersebut ditanggapi Kang Abik, dengan membandingkannya dengan
kondisi Muslim Filipina. Ia mengatakan bahwa, “Dahulu, wilayah Mindanau,
Filipina Selatan mayoritas penduduknya adalah Muslim, sekarang menjadi
minoritas.
Berdasarkan data statistik pada Jurnal Ayat Az-Zaman, no.15,
2005, h.15, pada tahun 1918, Muslim 49%, kristen 22%. Namun dalam kurun
waktu 50 tahun kemudian, yaitu tahun 1970, Muslim 19,43%, sementara
kristen 75,12%. Na’udzubillahi min dzalik, “sejak saat itu sampai
sekarang, Muslim Mindanau menjadi minoritas yang harus berjuang, sekadar
untuk menentukan nasib sendiri” pungkas Kang Abik, seperti dilansir Konfrontasi (12/3/2017)
Kalau sudah begini akankah kita kaum Muslimin berleha-leha atas aneka
pemurtadan yang dilakukan para misionaris tsb?,  atau bangga dengan
keturunan Muslim “sengaja dibuat sedikit”  dan yg tidak jelas aqidahnya?
Lalu akankah kita mengatakan: Ini bukan urusan saya”.
Kan ada pemerintah, ada menteri agama, ada ulama, ada ustadz , Lalu
bagaimana tanggung jawab kita kepada Allah di hadapan-Nya kelak di
padang mahsyar? Padahal kita semua tanpa kecuali adalah khalifah di muka
bumi ini, sebagaimana Allah telah firmankan dalam QS Al-Baqarah ayat
30.
Oleh karena itu mari kita lanjutkan dakwah ini, karena ini adalah
tanggung jawab kita juga, agar Malaikat tidak bertanya mengapa kita
dahulu membiarkan saudaranya disesatkan oleh ajaran lain!!!
(Juft/Elnury.News)