Berita  

Rusunawa Khusus ‘Jomblo’ di Kota Semarang Sepi Peminat Meski Dibangun Megah

Wakil%2Bwali%2Bkota%2BSemarang%2BHevearita%2BGunaryanti%2BRahayu%2Bsaat%2Bmelakukan%2Btinjauan%2Bkondisi%2BRusunawa%2BKudu%2Bdi%2BGenuk%2BSemarang%252C%2B%2528Dok%2529%2B%2B2016 05 25 07%2528Dok%2529
SEMARANG-JATENG, SriwijayaAktual.com – Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Jrakah, yang
berdiri megah di Jalan Stasiun Jrakah, Kecamatan Tugu, Semarang,
dibangun oleh pemerintah khusus diperuntukkan bagi para pekerja
laki-laki ‘jomblo’ alias berstatus lajang.

            
Tapi entah kenapa, sejak selesai dibangun
kurang lebih pada Desember 2015 silam hingga sekarang, Rusunawa
berlantai lima ini sepi peminat. Sedikitnya ada 104 kamar dengan
dilengkapi fasilitas tempat tidur bertingkat, dua lemari pakaian, kamar
mandi dalam, shower, toilet duduk dan dua meja kerja.
            
Meski fasilitasnya cukup nyaman hampir mirip
kamar hotel, tetapi sampai saat ini tercatat hanya ada delapan
penghuni. Rusunawa ini terkesan menganggur karena tak dimanfaatkan.
“Saat ini, baru ada delapan penghuni. Padahal kamarnya ada 104 kamar
dengan kapasitas untuk dua orang. Totalnya bisa menampung 208 orang,”
kata koordinator keamanan Rusunawa Jrakah, Jumadi.
               
Dijelaskan Jumadi, untuk biaya sewanya
terbilang sangat murah. Untuk lantai 1, biaya sewanya hanya Rp 125 ribu
per bulan perorang. Lantai dua Rp 110 ribu per orang, lantai tiga Rp 100
ribu, lantai empat Rp 90 ribu dan lantai lima Rp 80 ribu. Menurutnya,
harga sewa tersebut terbilang sangat murah dibanding biaya kos atau
kontrak rumah di Kota Semarang. “Sangat disayangkan, kalau tidak ada
yang menempati. Mungkin karena kurang dipromosikan,” katanya.
              
Sementara itu, salah satu penghuni, Joko Purnomo, 40,
mengaku nyaman tinggal di Rusunawa tersebut. “Dulu saya kos sebulan Rp
400 ribu, kamarnya kecil. Di sini sangat murah, kamarnya besar,
fasilitasnya nyaman,” katanya.
               
Menurutnya, para calon penghuni banyak
yang mengurungkan niat untuk tinggal di Rusunawa karena khawatir soal
keamanan. Sebab, Rusunawa ini belum dilengkapi pagar pengamanan.
“Mungkin takut kalau motornya hilang, untuk pagar parkir motor memang
belum ada pengaman,” katanya.
               
Sementara ini, para penghuni membawa
motornya ke dalam kamar Rusunawa agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan. “Kalau motornya dibawa ke kamar, mereka merasa lebih
tenang,” Tuturnya.
                   
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman Kota Semarang Muthohar mengatakan, saat ini pihaknya sedang
melakukan sosialisasi agar Rusunawa di Kelurahan Jrakah tersebut
dimanfaatkan. “Saya sudah cek kondisi di lapangan. Sudah ada penghuninya
delapan orang. Ada kamar 104,” katanya.
                
Dijelaskan, Rusunawa Jrakah itu
diperuntukkan bagi pekerja di Kota Semarang, khususnya yang berstatus
lajang. Permohonannya melalui perusahaan masing-masing, kemudian
mendaftarkan di UPTD Rusunawa. “Saat ini, kami sedang melakukam
koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja Kota Semarang untuk mengumpulkan
sejumlah pengusaha di Kota Semarang,” katanya, sebagaimana dilansir beritajateng.net (3/6/2017).
               
Hal itu untuk melakukan sosialisasi
kepada para pengusaha agar para karyawan, khususnya berstatus lajang,
bisa menempati Rusunawa tersebut. Termasuk menjelaskan prosedur
pendaftaran maupun syarat-syaratnya. “Pendaftarannya di UPTD terkait.
Soal teknisnya seperti apa saya belum menerima laporan dari UPTD-nya,”
kata dia.
               
Dijelaskan Muthohar, Rusunawa ini memang
khusus bagi pekerja lajang atau belum menikah. “Syaratnya ya pekerja
lajang itu. Dari pemerintah membuat Rusunawa Jrakah ini memang khusus
untuk pekerja lajang. Kalau berkeluarga tidak boleh. Desain-nya memang
untuk lajang. Misalnya tidak ada dapur keluarga,” katanya.
               
Pihaknya mengaku telah mengumpulkan
sejumlah pihak, untuk memberikan surat ederan kepada manajemen
perusahaan. “Ada sejumlah perusahaan misalnya Indofood, Marimas dan
lain-lain. Sebenarnya sudah jadi cukup lama, mulai dibangun 2015,
selesai 2016. Tetapi selama ini ada keluhan belum adanya pagar pengaman
untuk parkir sepeda motor. Mungkin dikhawatirkan motor hilang,” katanya.
                
Terkait masukan belum adanya pagar
pengaman parkir tersebut, lanjut Muthohar, saat ini telah dianggarkan
untuk pembangunan pagar mengelilingi Rusunawa. Dia berharap, setelah
dibangun pagar tersebut, pengelolaan Rusunawa bisa optimal. Hal itu juga
membantu ekonomi buruh. “Tahun ini bisa dibangun pagar,” Tandasnya. (El)