Foto; Sambutan Direktur Lentera Institute Septiandy S.Kom |
Foto; Narasumber & Moderator |
PALEMBANG,
SriwijayaAktual.com – Salah satu Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat
potensial di Indonesia adalah sumber daya alam berupa minyak bumi dan
gas (Migas). Migas sendiri merupakan salah satu sumber daya yang
memiliki banyak fungsi dan pengaruh terhadap daerah
penghasil.”Katanya.
“Terkait substansi Corporate Social
Responsibility (CSR) perusahaan Migas sendiri, seharusnya bukan pada
aspek penghimpunan dana dan pembangunan infrastruktur semata, tetapi
bagaimana perusahaan mampu mengintegrasikan perhatian terhadap aspek
sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksinya
dengan para pemangku kepentingan (Stakeholders) berdasarkan prinsip
kesukarelaan (Europe Commission, 2004)” ujarnya Direktur Lentera
Institute Septiandy S.Kom, yang saat ini juga sedang mengambil Magister
Komunikasi di Universitas Mercu Buana, dalam sambutan kegiatan Seminar
Nasional & Buka Puasa Bersama, bertema; “Kontribusi CSR Migas
Terhadap Pembangunan Ekonomi Daerah”, di
Ballroom Hotel Grand Duta
Palembang, Juma’t (17/6/2016), yang dihadiri sikitar 185 an peserta
undangan seminar dari berbagai element organisasi di Palembang.
Berharap
seminar ini, dapat berlangsung lancar sukses, dan dapat menjadi bahan
evaluasi, serta masukan kedepanya bagi seluruh stakeholders dalam
menjalankan fungsi dan peranya masing-masing dalam mengawal CSR ini .
Sehingga CSR dapat tepat guna, tepat sasaran dan berkesinambungan.”
Tandasnya Andy.
Seminar Nasional ini dibuka langsung
perwakililan Gubernur Sumsel, yakni Kepala Dinas Pertambangan dan
Energi Prov. Sumsel, Robert Heri.
Dalam seminar nasional ini,
dimoderatori oleh Redi Kales SH yang merupakan Advokat muda keren
Palembang, dengan menghadirkan beberapa narasumber, yakni: Dr Taslim
Yunus (Humas SKK Migas Pusat), Yulian Gunhar (Anggota DPR RI Komisi
VII), H Heri Amalindo (Bupati PALI), dan Mamit Setiawan seorang
Pengamat Migas.
Sementara itu, dalam seminar nasional
berlangsung, seperti dilansir rmolsumsel.com -, Bupati PALI, Heri
Amalindo mempertanyakan Corporate Social Responsibility (CSR) atau
tanggung sosial oleh perusahaan Minyak dan Gas (Migas), yang selama ini
belum dirasakan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) atau masyarakat Kabupaten
PALI.
”Sudah puluhan tahun industri (Migas) ini ada. Tapi, belum memberikan pembangunan bagi daerah sekitar,” ungkapnya.
Kepala
Program Pelaporan dan Humas SKK Migas Pusat, Taslim Yunus, menjelaskan, pihaknya telah
banyak menyalurkan dan csr bagi masyarakat sekitar perusahaan.
”Kata
Bupati, Sudah puluhan tahun industri ini belum memberikan pembangunan
bagi daerah sekitar. Sebenarnya, banyak CSR, meliputi dana pendidikan,
budidaya ikan, dan sebagainya,” tegasnya.
Sementara itu,
Anggota Komisi VII DPR RI, Yulian Gunhar, mengatakan, saat ini DPR RI
tengah melakukan penggodokan untuk dilakukannya revisi atas
Undang-Undang (UU) Migas.
Pasalnya, dalam UU Migas tidak
mengatur atau memberikan sanksi terhadap suatu perusahaan yang tidak
menjalankan CSR sebagaimana mestinya. Sekaligus, menjadikan SKK Migas
menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
”SKK Migas akan di
jadikan BUMN khusus, istilahnya bubar. Tapi, ini masih tarik ulur.
Mengenai CSR, tinggal lagi siapa yang mau dapat dan bagaimana
mendapatkannya,” Tandasnya Gunhar. (Art).