Berita  

Sikap Tegas KAHMI !!! Pertahankan Pancasila Sebagai Ideologi Dasar Negara

kahmi%2BDies%2BNatalis%2BHMI%2Bke%2B70
Akbar Tanjung, Mahfud MD dan anggota KAHMI melakukan jalan sehat Napak Tilas Perjuangan HMI. (Foto: Febriyanto)

YOGYAKARTA, SriwijayaAktual.com – Persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini sangat banyak
dan kompleks. Hal tersebut tidak cukup cuma dipikirkan. Tapi sesegera
mungkin dikerjakan agar cepat terselesaikan.

“Karena itu Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Indoensia (KAHMI) dan
Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) memiliki tanggungjawab ikut ambil
bagian dalam menyelesaikan persoalan tersebut. Selama ini sudah terbukti
HMI dan KAHMI sudah berkontribusi dengan kristalisasi hidup bernegara
memajukan bangsa dan agama,” tegas Ketua KAHMI Prof Mahfud MD saat
memberikan orasi dalam Napak Tilas Perjuangan HMI memperingati Dies
Natalis ke-70 HMI di Museum Benteng Vredeburg DIY-Yogyakarta, Minggu
(5/2/2017).
Prof Mahfud menambahkan, belakangan banyak kalangan yang
mengindikasikan lahirnya gerakan radikal dan intoleran. Akan tetapi ia
menegaskan bahwa Pancasila sebagai ideologi dasar negara masih kokoh.
Tidak ada yang bisa menggoyahkan Pancasila. Bahkan KAHMI dan HMI
memiliki sikap tegas mempertahankan Pancasila dan tidak pernah melakukan
sikap diskriminatif karena bangsa Indonesia didirikan berdasar Bhinneka
Tunggal Ika.
“Justru masalahnya saat ini karena banyaknya ketidakadilan. Kalau
negara ini ingin baik tidak usah mencari kambing hitam. Tegakkan
keadilan. Keluarkan kebijakan ekonomi yang mampu meratakan pertumbuhan
ekonomi bagi masyarakat Indonesia,” tukasnya.
Sementara tokoh senior HMI Ir Akbar Tanjung mengatakan kegiatan ini
sebagai bentuk kontemplasi karena HMI kembali ke pusat kelahirannya.
Melalui HMI yang lahir di Yogyakarta pada 5 Februari 1947, banyak tokoh
yang dimunculkan organisasi tersebut menjadi pemimpin kebangsaan dan
keindonesiaan.
“Selain bergerak di kebangsaan, HMI juga ingin menegakkan dan
mengembangkan ajaran Islam yang rahmata lil alamin. Islam yang moderat
dan memiliki orientasi kemajuan. Islam yang toleran dan menghormati
kemajemukan,” tegas Akbar.
Bahkan KAHMI dan HMI terus berupaya mewujudkan Indonesia yang selama ini dicita-citakan sesuai terkandung Pembukaan UUD 1945.
Rangkaian Napak Tilas Perjuangan HMI tersebut diawali dengan jalan
sehat melewati sejumlah ruas jalan yang bersejarah dalam kelahiran HMI.
Seperti halnya Alun-alun Utara sebagai markas Laskar Ampera Aris Margono
yang dikomandani anggota HMI Pamudya Lubis, Pertigaan Alun-alun dan
Jalan Yudonegaran (Ibu Ruswo) yang menjadi tempat berdarah akibat
hadangan HMI dibantu umat Islam pada Belanda.  
Selain itu juga Jalan Secodiningratan tempat gedung Sekolah Tinggi
Islam (STI) markas berdirinya HMI, Jalan KH Ahmad Dahlan yang di
seberang Hotel Yogya Kembali ada tulisan No 6 dengan ruang berukuran 3×6
meter sebagai sekretariat pertama HMI. Juga melewati persimpangan Jalan
KH Ahmad Dahlan sebagai tempat berdarah karena anggota HMI diserang PKI
dan CGMI dibantu oknum KKO serta Jalan Dagen No 16 yang sejak 1967
menjadi sekretariat HMI Cabang Yogyakarta pertama. Kegiatan ini diikuti
ratusan peserta yang berasal dari berbagai penjuru nusantara. (R-7/KRjogja)