Sri Mulyani Ingin Utang Lagi ke Bank Dunia, Nilainya 3X Lebih Jumbo

Sri Mulyani Ingin Utang Lagi ke Bank Dunia, Nilainya 3X Lebih Jumbo
Ilustrasi/dok

JAKARTA, Sriwijaya Aktual – Pemerintah lewat Menkeu, Sri Mulyani sudah menarik pinjaman program dari lembaga multilateral senilai USD1, 8 miliyar ataupun dekat Rp26, 1 triliun( kurs Rp 14. 500 per USD) pada semester I- 2020

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan serta Resiko Departemen Keuangan, Luky Alfirman, menarangkan total jumlah pinjaman tersebut berasal dari Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia( ADB), Kreditanstalt für Wiederaufbau( KfW), Agence Francaise de Developpement( AFD), serta dari Japan International Cooperation Agency( JICA).

” Di Semester I, ditarik dari WB, ADB, KfW, AFB, serta dari JICA. Tetapi WB serta ADB seperti biasa terdapat sebagian paket. Jadi bukan berarti WB telah habis, serta enggak terdapat lagi semester II, bukan berarti semester I ADB, tidak terdapat lagi semester II,” jelas Luky di Jakarta, Sabtu( 25/ 7/ 2020).

Ia merinci tiap- tiap lembaga multilateral tersebut pemerintah memperoleh pinjaman dari Bank Dunia sebesar USD300 juta, ADB USD500 juta, sedangkan KfW 500 juta euro. Sedangkan dari AFD 100 juta euro, serta JICA 31, 8 miliyar yen.

” Dengan kebutuhan penarikan utang dari lembaga multilateral yang telah terpenuhi USD1, 8 miliyar hingga pemerintah masih hendak menarik dekat USD5, 5 miliyar( setara Rp79 triliun),” jelasnya.

Pihaknya menyesuaikan jenis mata duit dengan masa jatuh tempo pembayaran. Dan melaksanakan perundingan dengan lender buat dapat membayar dengan nilai ubah yang dikala itu lagi murah.

” Ini salah satu contoh yang kita jalani dalam pengelolaan resiko. Misalnya terdapat outstanding utang, kita ke ADB sebab dikala ini Euro serta Yen lagi murah. Setelah itu kita konversikan, kita negosiasikan dengan lembaga mitra kita, ADB( Asian Development Bank), akhirnya kita dapat konversikan,” tandasnya. (*/ wartaekonomi)