Berita  

Sri Mulyani: Saya Menteri Keuangan yang Ingin Kurangi Utang Indonesia

JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
memaparkan cara pemerintah dalam menjaga utang Indonesia agar tidak
semakin besar. Tercatat, utang pemerintah pusat sampai dengan Mei 2017
sebesar Rp3.672,33 triliun.

“Kami terus jaga secara hati-hati. Saya Menteri Keuangan yang
sangat inginkan supaya pendanaan pembangunan kita kalau kami ingin
kurangi utang maka penerimaan pajak harus dinaikkan,” ungkapnya di
Gedung Djuanda, Kemenkeu, Jakarta, Senin (3/7/2017) dikutip dari Okezone.
Menurutnya, menaikkan penerimaan pajak dilakukan oleh pemerintah
dengan cara reform perpajakan. Selain itu, pemerintah juga terus
memantau potensi penerimaan perpajakan dari aktivitas ekonomi dan juga
menjaga belanja negara agar tetap dalam kendali.
“Menjaga belanja kita agar baik dan hati-hati jadi tidak asal
belanja, jadi entah dari jenis belanjanya maupun dari efisiensi
belanjanya yang perlu diperhatikan, jadi dengan adanya keseimbangan
dipenerimaan lalu strategi belanja kita harapkan defisit akan terus
menerus bisa ditekan,” jelasnya.
Menkeu juga mengatakan tipe Indonesia adalah belanja-belanja yang
sifatnya harus dilakukan karena ini akan menentukan masa depan
Indonesia. Belanja yang dimaksud seperti pendidikan, kesehatan, kemudian
melindungi masyarakat yang rentang atau tak mampu, itu semua tidak bisa
ditunda.
“Jadi sedapat mungkin penerimaan pajak kita dapat memenuhi
kebutuhan dasar itu, kalaupun berhutang sedapat mungkin untuk belanja
modal dan menghasilkan produktivitas dan tingkat pengembalian bisa
terbayarkan kembali,” jelasnya. 
Berita Terkait: Pemerintah Tambah Hutang lagi $600 juta dari ADB
Menkeu juga mengatakan bahwa rasio utang Indonesia jika dilihat
secara nasional masih sangat terkendali dibandingkan GDP. Pasalnya rasio
utang Indonesia masih ada di bawah 30%. Selain itu, defisit negara juga
terjaga dibawah 3% jika dibandingkan dengan negara perform lainnya.
Spesial Untuk Mu :  Cerita Pejabat BPS Pernah Diminta Manipulasi Data Ekonomi RI
“Defisit kita juga di bawah 3%, kalau dibandingkan negara lain
yang dianggap negaranya perform seperti India, defisit kita jauh lebih
kecil, apalagi dengan emerging lain seperti Brasil, Meksiko, Argentina
kita termasuk yang masih relatif hati-hati,” tuturmya. 
Baca juga ini: oh ya…Bu Sri Mulyani, Presiden RI Jokowi ini kan Gencar Bangun Infrastruktur, Uangnya Dari Mana?
Namun Pemerintah akan tetap menjaga ekonomi Indonesia dan
pengelolaan utang secara hati-hati dan transparan sehingga masyarakat
memahami. Sehingga juga masyarakat melihat pilihannya kenapa Indonesia
berhutang, dan untuk apa Indonesia berhutang serta bagaimana
mengelolanya.
“Jadi tidak menjadi cerita yang terlalu mengkhawatirkan bagi
masyarakat, tapi masyarakat berhak tahu dan kita menyampaikan, dan
menjaganya,” tandasnya.(*)