maupun SKPD masih mempunyai keterbatasan dalam menampung keluhan
masyarakat DIY. Untuk itu, Pemda DIY tidak ingin tanggung-tanggung
melibatkan netizen menjadi salah satu penyambung lidah rakyat atau kepajangan tangannya dalam menyambungkan keluhan masyarakat DIY.
maka kami minta bantuan teman-teman netizen agar menggerakan SKPD aktif
di sosial media,” kata Sultan usia berdialog dengan masyarakat penggiat
sosial media DIY dan sejumlah kepala SKPD di lingkungan Pemda DIY di
Bangsal Kepatihan, Senin (20/3/2017) dikutip krjogja.
menyampaikan persoalan klasik di DIY setiap tahunnya selalu terulang
baik kemacetan, parkir, harga kuliner yang nuthuk dan sebagainya.
Masyarakat justru menyampaikan problematika via sosial media karena
tidak tahu harus mengadu kemana.
kami bukan dinas yang terkait. Jadi supaya pertanyaan tersebut tidak
menjadi liar harus bermitra dengan SKPD terkait. Terlebih potensi
netizen sangat besar sehingga harus menciptakan sinergi dengan berbagai
pihak untuk branding Yogyakata semakin positif,” ungkap Eko.
akrab disapa Antok ini mengungkapkan selama ini dirinya aktif di sosial
media untuk menghubungkan keluhan masyarakat dengan dinas terkait, sebab
masyarakat tidak tahu harus mengadu kemana. Mengingat problematika di
DIY cukup tinggi mulai masalah parkir, angkutan umum dan sebagainya.
tentunya kami harus bermitra dengan pemerintah. Sebab dinas terkaitlah
yang harus langsung menindaklanjuti keluhan masyarakat tersebut,” kata
Antok.
selalu diintervensi dengan premanisme. Untuk itu, Pemda DIY justru harus
memberdayakan premanisme tersebut dan dirangkul untuk dibina karena
mereka bagian dari warga DIY. (*)