![]() |
DR H Muhammad Jusuf Kalla (net) |
Muhammad mengunggah sebuah surat terbuka untuk Wakil Presiden Jusuf
Kalla di laman Facebook-nya. Surat yang menggugah tersebut kini mulai
bersiliweran di media sosial sejak diunggah pada Jumat (27/10/2016), lalu.
Presiden Jokowi terkait situasi umat Islam saat ini yang merasa agamanya
telah dinista Gubenur DKI nonaktif Basuki Tjahaja Purnama. Berikut
surat terbuka Achmad Buchory:
dan semua keluarga Besar Istana Wakil Presiden Republik Indonesia agar
dapat melaksanakan tugas sehari-hari khususnya tugas Mulia dan Utama
kita menjadi Hamba sekaligus KhalifahNya di muka bumi yang sementara
ini.
2016, #SEMOGA SPIRIT SUMPAH PEMUDA MENJADI SPIRIT KITA DALAM BERBANGSA
DAN BERNEGARA
hampir lupa kalau Bapak masih Wakil Presiden Republik Indonesia (Sekali
lagi tabe) karena nyaris tanpa berita apalagi memang ananda jarang
nonton televisi. Terakhir ketemu Bapak beberapa bulan yang lalu, ketika
ananda menjadi Khatib dan Imam di Masjid-ta Baiturrahman Istana Wakil
Presiden.
ketika pelantikan Mentri Baru Pak Jonan dan Pak Archandra dimana saat
itu kami sedang aksi besar Ummat Islam dari Masjid Istiqlal – Kantor
Kabarseskrim – Balaikota tiga Jum’at yang lalu dalam rangka menuntut
pengadilan atas penista Al Qur’an, Kitab Suci kita.
terakhir dimana mulai ada suarata terkait penistaan yang menghebohkan
Ummat Islam, bukan hanya Indonesia tetapi seluruh Dunia. Bahkan yang non
Muslimpun turut mengutuk atas perbuatan zhalim tersebut. Sungguh ananda
senang, sama senangnya ketika kami para Da’i dengan sukarela menjadi
Jurkam Bapak dan Pak Wiranto (tabe : sekarang saya tidak dengar suaranya
terkait peristiwa ini, dan ananda juga ga ingat kalau beliau ternyata
Menko Polhukam) ketika menjadi Pasangan Calon Presiden dan Wakil
Presiden RI tahun 2009 yang lalu.
Tua dan dituakan di Negri Mayoritas Ummat Islam ini apatahlagi “Kita”
juga sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia, bukan hanya menasihati dan
mengingatkan BTP Gubernur “Durian runtuh” DKI (tabe, tak enak menyebut
nama akrabnya karena tidak bagus artinya di kampung ananda, juga dalam
bahasa Inggris), tapi perlu ki bicara sama Pak Jokowi, Presiden kita
(#tabe Puang, tidak bermaksud mengajari) untuk memperhatikan gelombang
aksi protes yang sangat dahsyat, hampir seluruh Negri tercinta ini,
walau di televisi nyaris tak ada beritanya.
apatahlagi aksi Kamis kemarin di Bogor sudah sampai “mengepung Istana”
di mana Presiden kita tinggal. Belum lagi hari ini, besok dan lusa di
berbagai Daerah dan puncaknya tanggal 04 Nopember, Jum’at pekan depan.
Ini sangat mengkhawatirkan. Amat sangat mengkhawatirkan.
diinginkan” di aksi Akbar Berjuta Ummat dalam rangka bela Islam pekan
depan, tetapi sebagai mana surat terbuka ananda pada Ibu Hj Megawati CS
beberapa waktu lalu, ananda lebih khawatir dan takut atas datangnya
adzab yang tak terduga karena kita diam atas penistaan Kalaamullah ini.
saja marah bahkan sampai menerjang penghina Rasulullah صلي الله عليه
وسلم ketika itu, apalagi ini penghinaan terhadap Al Qur’anul Kariim,
Kitab suci Firman Allah العزيز.
Durian runtuh DKI tentang Pancasila kaitannya dengan kepemimpinan di
Negri Mayoritas Muslim terbesar di dunia ini, apatahlagi terkait dengan
penistaan KitabNya Dzat Penguasa alam jagat raya ini.
apapun yang terjadi terkait dengan aksi 04 Nopember, tetapi ananda takut
Allah Al Jabbar yang akan marah, dan itu yang sangat mengerikan والعياذ
بالله. Bisikin Pak Jokowi Puang, ini Bahaya, sangat Bahaya, sebagaimana
kata Prof Yusril, lebih genting dari suasana 98, jangan sampai karena
membela satu orang BTP, membuat Indonesia harus berantakan.
Puang, karena kata orang ini juga bahagian dari kekhawatiran Puang
ketika Pak Jokowi mau dicalonkan. Jadi, Bisikin cepat Puang, ingatin
cepat Puang, terlalu mahal rasanya Indonesia harus digadaikan demi
seorang Penista, Jabatan Bapak berdua goyah “hanya” karena ulah satu
orang yang tak mampu menjaga mulutnya.