Berita  

‘Tamparan’ Raja Salman Kepada Pemerintahan Jokowi? …

Foto%2BBersama%2BJokowi Raja%2BSalman%2B17 1
SriwijayaAktual.com – Seluruh dunia tahu bagaimana agresifnya
Cina memangsa negara-negara lemah yang butuh pembangunan. Anggola dan
beberapa negara Afrika adalah buktinya.
Rezim
Jokowi yang lapar uang, juga dengan cepat hendak ditelan Cina. Apalagi
rezim Jokowi secara genetik sebenarnya anti Islam atau setidaknya
meremehkan umat Islam. Garis politiknya sosialis sekuler mengikuti gaya
Cina. Akibat cengkeraman Cina melalui antek-antek mereka di Indonesia,
secara cepat pemerintah berbenturan dengan umat Islam.
Sadar
bahwa kondisi umat Islam di Indonesia terancam dan negara RI akan
ditelan oleh Cina, Raja Salman yang memiliki mata dan telinga di
Indonesia beraksi untuk menghentikan kegilaan rezim ini. Jika tidak,
masa depan RI sebagai rumah umat Islam Indonesia akan ditelan Cina dan
antek-anteknya yang sangat rakus dan tidak ada rasa malu.
Karena
rezim ini selalu beralibi tentang kecondongannya ke Cina dan
antek-antek Cina dalam negeri disebabkan perlunya uang yang banyak, maka
alibi ini dimanfaatkan langsung oleh Raja Salman untuk menampar rezim
ini. Raja Salman pun langsung membawa uang jauh melampaui uang janji
yang diberikan oleh Cina. Raja Salman benar-benar ingin menunjukkan
superioritas Arab di hadapan Cina soal uang yang dilapari oleh rezim
Jokowi ini.
Selain membawa Rp334
triliun dan rombongan super jumbo sebanyak 1500 orang sekali pukul
kunjungan, lawatan spesial ini juga mengirimkan pesan bahwa rezim yang
lapar wisatawan, dijawab langsung oleh Raja Salman. Cina yang datang
hanya sebagai buruh dan pengincar bisnis, oleh Raja Salman langsung cash
dengan kunjungan high profile berimbas income RI yang besar.
Dan
Bali yang ekslusif yang merupakan basis sosial rezim ini, sengaja
dijadikan sasaran wisata, agar Bali dan rezim mengerti betapa tidak
apa-apanya wisatawan Cina dan betapa gilanya para pangeran dan
orang-orang kaya Arab menghamburkan uangnya.
Sekarang
akan terpampang sendiri mana di antara elemen rezim ini yang
benar-benar jujur lapar uang investasi dan mana elemen munafik yang
hanya beralibi dan berkedok lapar uang padahal sebenarnya memang antek
Cina dan kongsi rezim komunis.
Itulah
sebabnya, Raja Salman langsung mengganjar polisi dengan hadiah-hadiah
melimpah, supaya mereka sadar pada posisinya kembali sebagai pengabdi
negara, bukan pengabdi rezim. Polisi bagaimana pun dikenal pragmatis
saja mengikuti rezim.
Yang paling
serba-salah adalah Jokowi dan beberapa elit penyokong rezim. Mau
menyambut besar-besaran dan meriah Raja Arab, malu dilihat akan menelan
ludah sendiri disebabkan sebelumnya keceplosan mengucapkan kata yang
tidak pantas tentang Arab. Tidak disambut dengan penuh pelayanan, apa
kata dunia. Kok tuan rumah yang harusnya tahu adab terhadap tamu negara,
apalagi bawa keuntungan besar melebihi panutan mereka, negara Cina, kok
kelihatannya tidak tahu adat?
Rasa
serba salah inilah yang ditimpakan Raja Arab ke otak rezim. Dengan cara
diplomasi super elegan dan high profile ini, layulah kesombongan Cina
dan antek-anteknya di Indonesia yang memang hanya tahu menekan
psikologis dengan kekuatan uang.
Kali
ini konglomerat-konglomerat angkuh semacam James Riady cs. tak ada
nilainya secara material berhadapan dengan Raja Arab. Bawa 1500 orang
lengkap dengan kendaraan-kendaraan super mewahnya. Tidak hanya itu, Raja
Arab juga pamer kemegahan dan kekuatan uangnya dengan menerbangkan 6
pesawat seperjumbo sekaligus.
Raja
Arab ini tahu kepada siapa dia mengirimkan move kekuatan uangnya. Kepada
siapa lagi kalau bukan kelada Cina dan antek-anteknya di dalam negeri
yang menyaru jadi politisi maupun konglomerat.
Masalahnya,
apakah umat Islam sudah berinsiatif menyiapkan penyambutan
besar-besaran kepada Raja Salman? Umat Islam harus cepat mengerti. Raja
Salman yang jauh di Timur Tengah saja resah dengan keadaan rumah besar
umat Islam 200 juta ini yang digeser ke Cina, apalagi yang berada di
Indonesia.
Kalau perkiraan kita,
rezim ini akan tak peduli dengan teguran moral dari Raja Arab ini.
Karena rezim ini punya genetik tidak nyaman terhadap umat Islam,
kendatipun isinya banyak yang Muslim.
Tapi
Raja Salman sudah mengunci mereka dengan paket investasi yang menjamin
berlangsungnya kepentingan Arab di Indonesia yang bisa digunakan setiap
saat untuk mengirimkan pesan kepada rezim apa pun nanti yang silih
berganti di negeri ini.®
Sumber, nahimunkar.com