SURABAYA-JATIM, SriwijayaAktual.com – Apa yang dilakukan oknum security Carrefour
Rungkut, sungguh nakal dan keterlaluan. Pasalnya, dengan menjebak korban
melalui barang belanjaan, pelaku berupaya memeras bahkan memanfaatkan
secara pribadi yang menjurus pencabulan.
Rungkut, sungguh nakal dan keterlaluan. Pasalnya, dengan menjebak korban
melalui barang belanjaan, pelaku berupaya memeras bahkan memanfaatkan
secara pribadi yang menjurus pencabulan.
Seperti yang dilakukan Teguh Budi Santoso (36) terhadap korban Dwi.
Modusnya, korban yang usai belanja dicegat oleh pelaku dengan alasan
tidak mengutil atau tidak membayar beberapa item barang belanjaan.
Modusnya, korban yang usai belanja dicegat oleh pelaku dengan alasan
tidak mengutil atau tidak membayar beberapa item barang belanjaan.
Untuk membuktikan tuduhan itu, pelaku mengajak korban ke kantor
security. Ketika diperiksa, memang terdapat item barang belanjaan yang
belum dibayar korban. Saat itu, korban sempat kaget karena ada beberapa
barang yang memang belum dibayar. Meski begitu, korban hanya bisa
pasrah.
security. Ketika diperiksa, memang terdapat item barang belanjaan yang
belum dibayar korban. Saat itu, korban sempat kaget karena ada beberapa
barang yang memang belum dibayar. Meski begitu, korban hanya bisa
pasrah.
Alhasil, pelaku meminta korban untuk meneken surat pernyataan dan
membayar ganti rugi atas barang tersebut. “Saya juga memotret dia (Dwi)
sambil memegang surat pernyataan tersebut,” kata Budi kepada petugas,
Kamis (29/9/2016).
membayar ganti rugi atas barang tersebut. “Saya juga memotret dia (Dwi)
sambil memegang surat pernyataan tersebut,” kata Budi kepada petugas,
Kamis (29/9/2016).
Namun peristiwa itu ternyata tidak selesai sampai di situ. Sebab
beberapa hari kemudian, pelaku menghubungi korban melalui WhatsApp (WA)
dan mengirimkan fotonya sembari memegang surat pernyataan itu. Korban
pun kaget dan menanyakan maksud pelaku.
beberapa hari kemudian, pelaku menghubungi korban melalui WhatsApp (WA)
dan mengirimkan fotonya sembari memegang surat pernyataan itu. Korban
pun kaget dan menanyakan maksud pelaku.
Ternyata, pelaku yang sudah mempunyai istri ini meminta uang korban
sebesar Rp 2 juta. Bila tidak membayar, maka pelaku akan melaporkan
korban ke polisi dan dipublikasikan ke media.
sebesar Rp 2 juta. Bila tidak membayar, maka pelaku akan melaporkan
korban ke polisi dan dipublikasikan ke media.
“Sebelum meminta uang saya meminta untuk mau diajak melakukan
hubungan badan layaknya suami istri,” terang pria asal Kedung Baruk,
Surabaya itu.
hubungan badan layaknya suami istri,” terang pria asal Kedung Baruk,
Surabaya itu.
Karena takut, akhirnya korban menuruti. Pelaku pun meminta korban
check in di homestay kawasan Kutisari. Ketika di dalam kamar, tersangka
meminta korban untuk melepaskan semua pakaiannya.
check in di homestay kawasan Kutisari. Ketika di dalam kamar, tersangka
meminta korban untuk melepaskan semua pakaiannya.
“Awalnya saya merangkul lalu berciuman. Karena sudah nafsu, saya
memaksa korban untuk mengoral kemaluan hingga keluar air mani, jadi
tidak sampai berhubungan badan layaknya suami istri,” papar Budi.
memaksa korban untuk mengoral kemaluan hingga keluar air mani, jadi
tidak sampai berhubungan badan layaknya suami istri,” papar Budi.
Usai mendapatkan kepuasan syahwat, pelaku masih memeras korban lagi
agar memberikan uang Rp 2 juta. “Awalnya saya diberi uang Rp 1 juta,”
tambahnya.
agar memberikan uang Rp 2 juta. “Awalnya saya diberi uang Rp 1 juta,”
tambahnya.
Khawatir mendapat ancaman dan pemerasan lagi, korban pun akhirnya
nekat melapor ke Mapolrestabes Surabaya. Berdasar laporan tersebut,
anggota Unit Jatanras Polrestabes Surabaya langsung menangkap pelaku di
rumahnya.
nekat melapor ke Mapolrestabes Surabaya. Berdasar laporan tersebut,
anggota Unit Jatanras Polrestabes Surabaya langsung menangkap pelaku di
rumahnya.
Wakasatreskrim Polrestabes Surabaya, Kompol Bayu Indra Gunawan
mengatakan, sebenarnya korban tidak mengutil barang belanjaan, tapi ada
dugaan korban justru dijebak. “Kalau korban tidak membayar, pasti
alarm-nya berbunyi. Tapi alarm di pusat perbelanjaan itu tidak
berbunyi,” kata Bayu. [*].
mengatakan, sebenarnya korban tidak mengutil barang belanjaan, tapi ada
dugaan korban justru dijebak. “Kalau korban tidak membayar, pasti
alarm-nya berbunyi. Tapi alarm di pusat perbelanjaan itu tidak
berbunyi,” kata Bayu. [*].
Sumber, Berita Jatim
Komentar