BEKASI-JABAR, SriwijayaAktual.com – Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) yang diresmikan
pengoperasiannya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini bakal
langsung dijual. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama PT Waskita
Karya (Persero) Tbk, M Choliq saat ditemui usai peresmian tol Becakayu
di Bekasi, Jumat (3/11/2017).
pengoperasiannya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini bakal
langsung dijual. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama PT Waskita
Karya (Persero) Tbk, M Choliq saat ditemui usai peresmian tol Becakayu
di Bekasi, Jumat (3/11/2017).
Dia bilang, penjualan tol Becakayu ini sebagai cara Perseroan untuk
mendapatkan dana segar yang kemudian akan digunakan untuk membangun
ruas-ruas tol lainnya yang tengah dan akan dibangun oleh Waskita.
mendapatkan dana segar yang kemudian akan digunakan untuk membangun
ruas-ruas tol lainnya yang tengah dan akan dibangun oleh Waskita.
“Ruas tol Becakayu kalau ada yang minat, cocok harganya, saya jual. Langsung dijual,” katanya ditemui di lokasi proyek.
Choliq yakin, tol yang lalu lintas hariannya diperkirakan sebanyak
22.500 kendaraan ini diminati oleh banyak investor. Terbukti, meski baru
beroperasi di seksi 1B dan 1C, tapi ruas tol ini kata dia sudah
diminati oleh investor baik dalam maupun luar negeri.
22.500 kendaraan ini diminati oleh banyak investor. Terbukti, meski baru
beroperasi di seksi 1B dan 1C, tapi ruas tol ini kata dia sudah
diminati oleh investor baik dalam maupun luar negeri.
“Ada BUMN, ada swasta. Ada dalam negeri, dan ada luar negeri, dari Malaysia dan Australia,” tutur dia.
Berbeda
dengan sekuritisasi, dalam hal ini penjualan tol artinya Waskita akan
melepas kepemilikan saham yang ada pada PT Kresna Kusuma Dyandra Marga
(KKDM). Lewat skema ini, Perseroan berharap bisa mengurangi rasio
pinjaman terhadap modal yang dimiliki sehingga bisa tetap sehat dalam
menjalankan proyek-proyek yang dimiliki.
dengan sekuritisasi, dalam hal ini penjualan tol artinya Waskita akan
melepas kepemilikan saham yang ada pada PT Kresna Kusuma Dyandra Marga
(KKDM). Lewat skema ini, Perseroan berharap bisa mengurangi rasio
pinjaman terhadap modal yang dimiliki sehingga bisa tetap sehat dalam
menjalankan proyek-proyek yang dimiliki.
Hal ini dimungkinkan karena utang yang timbul selama masa pembangunan akan menjadi tanggung jawab pemilik baru tol Becakayu.
“Kalau
pinjaman kan salah satu sumber. Rasio antara pinjaman dengan modal
sendiri enggak boleh terlalu tinggi. Kalau saya tetap ingin tumbuh besar
dan bangun banyak, maka perlu duit banyak. Sekuritisasi itu kan utang,
padahal harus dijaga perbandingan utang dengan modal sendiri,”
ungkapnya.
pinjaman kan salah satu sumber. Rasio antara pinjaman dengan modal
sendiri enggak boleh terlalu tinggi. Kalau saya tetap ingin tumbuh besar
dan bangun banyak, maka perlu duit banyak. Sekuritisasi itu kan utang,
padahal harus dijaga perbandingan utang dengan modal sendiri,”
ungkapnya.
Baca Juga: Waduh! Demi Dana Segar & Besar, Tol Medan-Binjai akan ‘DIJUAL’
Penjualan tol Becakayu ini diamini oleh Menteri BUMN Rini Soemarno.
Sebagai agen pembangunan, BUMN harus bisa terus terjaga cashflownya
sehingga bisa terus bergerak dalam menjalankan proyek-proyek yang sudah
dimiliki.
Sebagai agen pembangunan, BUMN harus bisa terus terjaga cashflownya
sehingga bisa terus bergerak dalam menjalankan proyek-proyek yang sudah
dimiliki.
“Jalan tol ini kalau sudah jadi satu seksi untuk juga
dicoba, tapi kita harap bisa memberi pendapatan, jadi cashflow lebih
baik sehingga lebih bagus harganya,” tutur Rini.
Baca Juga: Sudirman Said Kritik Pernyataan Jokowi Tidak Pernah Keluarkan Izin Reklamasi, ini Penjelasan Detailnya…
“Jaminan traffic
bagus dan kita banyak yang harus diselesaikan. Jadi kita di Jawa
sambung ke Banyuwangi, lalu ke Selatan juga. Pak menteri PUPR minta ini
harus selesaikan, apa lagi pembebasan lahan juga kita kerjakan dahulu.
Jadi dana pembebasan lahan BUMN menalangi dulu dan dapat pengembalian
pemerintah. Kalau tidak diputar cepat (dananya) maka jalan tol akan lama
selesai dan akan menghambat pembangunan yang lain,” pungkasnya. (eds/dna/detik)
Komentar