Usai Temui Jokowi, Ini Pesan Ketua MUI Kepada Massa Aksi Unjuk Rasa ‘313’ Bela Islam

Berita18 Dilihat
Ketua MUI KH Maruf Amin (Dok)

JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) berharap demo Forum Umat
Islam yang rencananya akan dilakukan Jumat besok, dilakukan secara
tertib dan santun. 
“Saya kira besok kita tidak perlu demo-demo lagi, sudah terdengar
keinginannya, tapi kalau pun demo harus tetap dilakukan, saya mengharap
dilakukan dengan tertib dan santun,” kata Ketua MUI Maruf Amin usai
bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (30/3/2017). 
Menurut rencana, seusai salat Jumat besok, massa FUI akan melakukan
longmarch dari Masjid Istiqlal menuju Istana Negara usai salat Jumat.
Sekjen FUI Al Khaththath, tuntutan dalam aksi 313 ini antara lain
mempertanyakan kepada Presiden Joko Widodo tentang status Basuki
Tjahaja Purnama yang tak kunjung diberhentikan sebagai gubernur DKI
Jakarta dan Ahok juga tidak ditahan meski sudah menjadi terdakwa perkara
penistaan agama.
Kiai Maruf meminta demo tidak membawa isu yang melebar ke mana-mana apalagi mengganti pemerintahan.
“Itu ngawur, sampaikan saja dengan santun dan tertib. Itu harapan kami,” katanya.
Menurut dia, Presiden Jokowi tidak memberi pernyataan mengenai rencana demo itu. 
“Tapi Presiden sekarang itu terus melakukan komunikasi dengan
banyak pihak sehingga Insya Allah selesai mendengarkan apa yang
dikemukakan Presiden itu, saya kira gejolak akan hilang karena beliau
selalu komunikasi dengan kelompok-kelompok ini. Presiden istilahnya
selalu menyapa semua pihak,” kata Maruf. 
Berita Terkait: Jika Ahok Tidak Dicopot, FUI: Indonesia jadi ‘Negara Kesatuan Republik Terdakwa’
Menurut dia, situasi yang kondusif dan keutuhan negara harus
dijaga. Sementara mengenai agama, Maruf mengatakan pemahaman agama yang
radikal bisa menimbulkan masalah kebangsaan.
“Tetapi kalau pemahaman agama yang moderat seperti yang dianut
NU, mungkin juga dengan Muhammadiyah, justru agama itu memberikan
penguatan terhadap masalah-masalah politik kebangsaan dan kenegaraan,”
katanya, dikutip dari antaranews
Ia menyebutkan di NU ada solusi fiqih keagamaan untuk menyelesaikan masalah-masalah kebangsaan.
“Itu banyak, misal bagaimana NU menyelesaikan soal Islam dan
Pancasila, soal masalah kebangsaan, hubungan muslim dengan nonmuslim,” Tandasnya. (rima)

Komentar