Berita  

Viral! ‘Mahasiswi IPB Beasiswanya Dicabut Karena Jadi Mualaf’

arnita
JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Arnita Rodelia Turnip membagikan kisah perkuliahannya yang berbeda dengan orang kebanyakan. Sebab, cita-citanya untuk lulus dari Institut Pertanian Bogor (IPB) harus kandas di tengah jalan.

Dilansir kumparan.com, Selasa (31/7/2018), Arnita mengawali kuliahnya sebagai mahasiswa IPB setelah mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Saat itu, ia mendapatkan Beasiswa Utusan Daerah (BUD) sebagai biaya kuliah di IPB. Namun, pada tahun 2016 atau menginjak semester dua, kabar beasiswanya tak jelas.
Ia meyakini Pemkab Simalungun mencabut beasiswa karena ia menjadi seorang mualaf. Dugaan ini muncul karena selama berkuliah, Arnita sama sekali tak melanggar MoU.
“Saya tidak melanggar satu pun dari MoU. Indeks Prestasi saya di atas 2,5. Saya juga membuat Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ), tapi di semester dua, teman-teman saya dananya cair, saya doang yang tidak,” tutur Arnita, Selasa (31/7/2018).
Arnita menyebutkan, pada 2015 lalu ia menandatangani MoU alias surat pernyataan yang ditanda tangani di atas materai. Dalam surat tersebut tertulis bahwa penerima beasiswa akan gugur jika tak mendapatkan IP lebih dari 2,5, dikeluarkan dari kampus atau drop out, serta tak menyelesaikan laporan pertanggung jawaban.
Arnita memastikan bahwa dia tak pernah sekalipun melanggar aturan tersebut. Di semester pertama, ia mendapat IP sebesar 2,62 dan menyelesaikan LPJ.
Namun, sejak saat itu, beasiswa sebesar 6 juta per semester sudah tak lagi masuk ke rekeningnya. Selain itu, Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang sebelumnya dibayarkan Pemkab Simalungun ke IPB juga tertunggak.
“Karena tidak ada dana lagi dari BUD, saya bingung terutama uang saku,” akunya.
Hingga kemudian, muncul surat pemberhentian beasiswa dari Pemkab Simalungun. Saat itu, ada empat nama yang dicoret, termasuk dirinya. Dua orang diberhentikan karena DO, satu orang mendapat peringatan.
“Tapi saya itu alasannya tidak ada, dalam artian setrip. Yang lain alasannya ada. Jadi saya diberhentikan begitu saja. Jadi saya bisa klaim ini adalah SARA,” tegasnya.
jkjkhio

Menurut Arnita, ia memeluk Islam setelah seminggu berkuliah di IPB. Kala itu ia mengucapkan syahadat di Masjid Al-Hurriyah IPB. Namun, keputusan ini sepertinya membuat beasiswanya dicabut.
Setelah itu, Arnita sempat melanjutkan kuliah hingga semester tiga. Namun, kedua orangtuanya memulangkan Arnita dan memintanya kembali ke agama asalnya.
Ia pun berontak, lalu kabur ke Jakarta. “Waktu itu saya ngambil uang ibu saya. Paginya naik bus langsung ke bandara,” ujarnya.
Di Jakarta, ia bertemu koleganya yang merupakan orang di Muhammadiyah. Arnita juga dikuliahkan di Fakultas Ekonomi Universitas Prof Dr. hamka (UHAMKA) Jakarta.
Meski begitu, ia berharap persoalan beasiswanya bisa diselesaikan. Ia juga masih ingin berkuliah di IPB seperti sebelumnya.
Sementara itu, Kepala Humas IPB Yatri Indah Kusumastuti menuturkan bahwa pihaknya tengah berupaya agar Arnita bisa kembali menempuh pendidikan di IPB.
“Yang bersangkutan belum di-DO. Bahkan IPB sedang mencarikan solusi atas beasiswa yang diputus tersebut,” terang Yatri. [*]