Berita  

Waduh !!! Bagaimana ini; Dikepung, Mahasiswa Papua di Yogya Sulit Dapat Makanan

Polisi kepung mahasiswa Papua di Yogyakarta. ©facebook.com/dodok jogja

JAKARTA, SriwijayaAktual.comAksi pengepungan mahasiswa Papua di Yogyakarta mendapat kecaman
keras. Hal ini karena pengepungan dilakukan dengan melampaui hak asasi
manusia, dengan tidak boleh ada pasokan makanan atau minuman bagi
mahasiswa yang dikepung.

Kejadian berawal pada Kamis (14/7/2016) saat Persatuan Rakyat untuk
Pembebasan Papua Barat (PRPPB) berencana mengadakan long march dengan
rute asrama mahasiswa Papua Kamasan I di jalan Kusimanegara. Belum
memulai aksinya, tiba-tiba beberapa ormas dan aparat kepolisian
mengadang aksi mereka.

Jefry Wenda, ketua umum aliansi mahasiswa
Papua mengatakan pengadangan yang dilakukan sangat tidak menghormati hak
asasi bahkan menjurus ke penganiayaan.

“Diadang untuk sampaikan
aspirasi. Sempat terjadi baku dorong. Ormas mengganggu masa aksi, pagi
sampai sore mereka diadang di asrama mahasiswa Papua,” ujar Jefry di
kantor Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Sabtu (16/7).

Padahal
sehari sebelumnya, Rabu (13/7) PRPPB ini telah mengajukan surat
permohonan mengadakan long march ke Polda Yogyakarta. Di samping itu,
aksi yang akan dilakukan menurut Jefry merupakan aksi damai bukan aksi
demo yang identik dengan kekerasan.

Jefry mengatakan saat
pengepungan terjadi, pasokan makanan dan minuman atau kebutuhan lainnya
pun ditahan oleh ormas yang berjaga di sana.

“Beberapa ormas
(berjaga) di lingkungan sekitar. Mahasiswa yang datang ke sana ditanya,
kamu tujuannya apa ke sini? kemudian polisi menahan makanan itu ada pula
yang menghajar semena-mena,” jelasnya.

Pengacara publik LBH,
Veronica Koman mengatakan kondisi mahasiswa Papua yang terkepung di
asrama kelaparan akibat tidak ada pasokan makanan.

“Kondisinya mungkin ya kelaparan yah hampir mau dua hari terkepung di asrama tidak bisa keluar ke mana-mana,” ujar Veronica.

Spesial Untuk Mu :  Ketika Kapolri Jadi Imam Shalat Ashar, Lihatlah ini....'

Ormas-ormas
yang melakukan pengepungan terhadap mahasiswa Papua bukanlah masyarakat
Yogyakarta. Menurut Veronica, masyarakat Yogya turut ikut membantu
menyalurkan bantuan berupa stok makanan ataupun minum menggunakan mobil
PMI.

“Itu bukan masyarakat Yogya. Mereka (masyarakat Yogyakarta)
malah bantu mereka yang terkepung dengan mengirimkan bantuan makanan
ataupun minuman,” tukasnya. (Adm).

Sumber, Merdeka.com