Berita  

Ya ..Cacam, Mamak !!! Hutang Kita Sekarang Sudah Rp.4.200 Triliun, BI; Tenang Ya Posisi Hutang Indonesia Masih Cukup Sehat

(Ilustrasi)
SriwijayaAktual.com – Bank
Indonesia (BI) mencatat pelambatan pertumbuhan utang luar negeri Indonesia
pada bulan Agustus yang menjadi sebesar USD 323 miliar atau sekitar Rp
4.200 triliun. Angka tersebut menjadikan pertumbuhan utang luar negeri
tahun berjalan atau dari periode Januari hingga Agustus melambat sebesar
6,3 persen, lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ULN
hingga Juli yang mencapai 6,6 persen. 

Menurut publikasi dari situs BI, utang
jangka panjang masih mendominasi total utang luar negeri Indonesia
dengan proporsi 87,5 persen atau sebesar USD 282,5 miliar. Sementara
itu, utang luar negeri jangka pendek hanya terhitung 12,5 persen dari
total utang atau sebesar USD 40,5 miliar. 
Kemudian, menurut kategorinya, utang
swasta juga melanjutkan dominasi utang luar negeri dengan 50,6 persen
atau USD 163,3 miliar, dibanding sektor publik dengan 49,4 persen atau
USD 159,7 miliar. Melihat tren sejak Januari, utang pemerintah meningkat
19,2 persen, lebih tinggi dari sebelumnya yang hanya 18,7 persen pada
bulan Juli, sebaliknya utang swasta justru melanjutkan tren penurunan
 yakni 3,7 persen, melebihi penurunan bulan Juli yang 3,0 persen dari
Januari. 
Menurut sektor ekonomi, ULN swasta
pada akhir Agustus 2016 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri
pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN
keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 75,5%. Bila
pertumbuhan tahunan keempat sektor tersebut dibandingkan dengan Juli
2016, pertumbuhan ULN sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas
& air bersih tercatat meningkat. Sementara itu, ULN sektor
pertambangan dan sektor keuangan masih mencatat pertumbuhan negatif.
Baca Juga Ini; Tax Amnesty Tahap II Sekarang, Sudah Capai Rp 93,7 Triliun
Dengan penurunan catatan utang luar
negeri ini, Bank Indonesia menilai posisi utang Indonesia masih cukup
sehat. Namun, BI tetap mewaspadai risiko terhadap perekonomian nasional,
terutama yang terdampak dari utang swasta. Kewaspadaan ini memberikan
keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung
pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi
stabilitas makroekonomi. (Red/RM)
Spesial Untuk Mu :  Relawan Jokowi-KH Ma'ruf Amin Luncurkan #2019TetapPancasila :)